
- SINKRONISASI DATA SD DAN SMP
- Ayo Ikuti KIHAJAR 2020 !!!!
- Pelatihan TIK Kabupaten Kapuas Hulu
- Bimtek Proktor/Teknisi/Helpdsek Ujian Nasioal Berbasis Komputer
- Kuis KiHajar Tingkat Provinsi Kalimantan Barat
- Ayo Ikuti Kuis Ki Hajar Tahun 2019 !!!
- Pelatihan Teknis Operator Penerima Peserta Didik Baru (PPDB) )Online Tahun 2019
- Rakor Teknis PPDB Online Tahun 2019
- Posko Helpdesk UNBK Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2019
- RAKOR TEKNIS PROKTOR DAN TEKNISI UNBK TAHUN 2019
Bahaya Mendiagnosis Penyakit Lewat Internet
Berita Terkait
- Makanan Penyumbang KegemukaN0
- Apakah dia mengalami Depresi? Cek Bicaranya0
- Cokelat Hitam Turunkan Tekanan Darah0
Berita Populer
- Posko Helpdesk UNBK Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2019
- Bimtek Proktor/Teknisi/Helpdsek Ujian Nasioal Berbasis Komputer
- Pelatihan Proktor/Teknisi Implementasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
- 7 Efek Buruk dari Konsumsi Obat Tidur
- Pelatihan Proktor dan Teknisi UNBK 2018/2019
- Cara Membuat Video Animasi 3D di Android
- Penulisan Buku Muatan Lokal Kalimantan Barat 2018
- RAKOR SOSIALISASI KEBIJAKAN UN 2019
- Cara Membuat Stiker di Whatsapp
- Pelatihan Teknis Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online

Apakah Anda mengunjungi "dokter Google" lebih sering dari dokter di klinik? Anda tidak sendiri. Dalam sebuah survei tahun lalu di Amerika diketahui bahwa 35 persen responden mencocokkan gejala penyakitnya di internet dan mendiagnosis dirinya sendiri.
Masih menurut survei yang dilakukan The Pew Research Center's Internet & American Life Project itu, sekitar 41 responden mengatakan diagnosis sendiri itu ternyata dikonfirmasi kebenarannya oleh dokter.
Tetapi, sekitar satu dari tiga responden mengaku tidak pernah pergi ke dokter untuk mencari opini kedua. Malahan, 18 persen responden mengatakan bahwa upaya mendiagnosis sendiri itu ternyata salah ketika ditanyakan ke dokter.
Meski survei yang melibatkan 3.000 responden itu sebenarnya dilakukan untuk mengetahui siapa yang mencari informasi kesehatan secara online, tetapi para profesional medis merasa khawatir dengan tren itu.
"Rata-rata tiap orang mengunjungi empat situs lalu memutuskan ia menderita kanker dan akan segera meninggal. Padahal, di internet banyak informasi yang keliru," kata Rahul K Khare, dokter unit gawat darurat dari Northwestern Memorial Hospital.
Menurut Khare, ia sering menemukan pasien yang hidupnya menjadi penuh kecemasan karena mereka merasa menderita penyakit berat setelah mencocokkan gejala yang dirasakannya dengan informasi di internet. (sumber: kompas.com)
